David Coote Buat Kesalahan Besar yang Menghancurkan Pertandingan Liverpool

Bagikan

David Coote, seorang wasit Liga Premier, saat ini berada di pusat perhatian setelah berbagai keputusan kontroversial yang ia buat dalam pertandingan yang melibatkan Liverpool.

David Coote Buat Kesalahan Besar yang Menghancurkan Pertandingan Liverpool

Dengan latar belakangnya yang panjang dalam dunia perwasitan, termasuk ditunjuk sebagai wasit di final Piala Liga, Coote seharusnya menjadi sosok yang dapat diandalkan. Namun, beberapa insiden yang melibatkan Liverpool menunjukkan ketidakpuasan dari manajemen klub serta para penggemar.

Dibawah ini LIVERPOOL CALENDER akan mengulas lebih dalam mengenai kesalahan-kesalahan besar yang dibuat oleh David Coote dan bagaimana hal ini mempengaruhi reputasinya di Liga Premier.

Siapa David Coote?

David Coote lahir di Nottinghamshire, Inggris, dan memulai kariernya sebagai wasit di level lokal sebelum naik ke kompetisi yang lebih tinggi, termasuk Liga Premier. Sebagai wasit yang telah bekerja di Liga Premier sejak 2018, ia diharapkan memiliki pemahaman yang mendalam tentang peraturan dan dinamika permainan. Meskipun sering kali memimpin pertandingan besar, keputusan yang diambilnya kadang menimbulkan kontroversi, khususnya dalam laga-laga yang melibatkan Liverpool.

Dalam beberapa tahun terakhir, Liverpool menjadi salah satu tim yang sering dirugikan dalam keputusan perwasitan yang diambil oleh Coote. Penolakan untuk memberikan penalti di momen-momen kritis dan ketidakmampuannya untuk mengevaluasi ulang situasi di VAR telah memicu kemarahan di kalangan pemain dan staf klub. Ketika keputusan-keputusan ini berulang, kepercayaan terhadap Coote sebagai wasit mulai dipertanyakan.​

Insiden Pertandingan

Salah satu contoh paling terkenal dari keputusan Coote yang kontroversial terjadi selama pertandingan antara Liverpool dan Burnley pada Juli 2020. Dalam laga itu, Liverpool yang berusaha mempertahankan rekor kandang yang sempurna di musim tersebut berakhir dengan hasil imbang 1-1. Selama pertandingan, Coote menolak untuk memberikan penalti meski terlihat jelas bahwa ada pelanggaran terhadap pemain Liverpool di dalam kotak penalti.

Penolakan Coote untuk mengangkat sikunya sebagai sinyal penalti memicu frustrasi dari manajer saat itu, Jürgen Klopp, serta para pemainnya. Klopp mengungkapkan bahwa Coote telah membiarkan banyak pelanggaran terhadap timnya tanpa konsekuensi. Hal ini adalah salah satu kesalahan besar yang berujung pada kehilangan poin penting di Liga Premier. Selain itu, insiden ini menjadi salah satu momen yang memicu perseteruan antara Klopp dan Coote, yang berlangsung hingga saat ini.

Baca Juga: UEFA Champions League: Liverpool Menang Melawan Bologna 2-0

Keputusan VAR yang Dipertanyakan

Keputusan VAR yang Dipertanyakan

Sebagai seorang wasit berlisensi VAR, Coote terlibat dalam banyak keputusan di layar video. Salah satu insiden besar terjadi saat Liverpool bermain melawan Arsenal. Di mana Martin Ødegaard dituduh melakukan pelanggaran tangan dalam kotak terlarang. Coote, yang saat itu bertugas sebagai VAR, justru tidak menyarankan wasit utama untuk melakukan pemeriksaan ulang di monitor VAR. Keputusan ini membuat banyak orang merasa bahwa Coote telah melakukan kesalahan berat.

Howard Webb, kepala PGMOL, kemudian mengakui bahwa seharusnya Liverpool mendapatkan penalti dalam situasi tersebut. Namun, pengakuan ini tidak kembali memberikan poin kepada Liverpool, yang merugikan mereka di klasemen Liga Premier. Kesalahan dalam pengambilan keputusan VAR tidak hanya merugikan tim tetapi juga memengaruhi reputasi Coote sebagai wasit yang dapat diandalkan dalam situasi stres.

Konsekuensi dari Keputusan yang Buruk

Kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh Coote dalam memimpin pertandingan Liverpool berimplikasi jauh lebih besar daripada sekadar hasil pertandingan. Ketika keputusan-keputusan yang merugikan Liverpool menjadi terlalu sering, hal ini mulai menimbulkan pertanyaan tentang bias atau ketidakadilan dalam perwasitan. Banyak penggemar dan analis percaya bahwa ada pola yang jelas di mana Coote dan wasit lainnya tampak lebih enggan memberikan keputusan yang menguntungkan Liverpool.

Pola seperti ini dapat menciptakan ketidakpuasan yang lebih besar di kalangan penggemar. Jika penggemar melihat bahwa keputusan yang merugikan tim mereka terulang, kepercayaan mereka terhadap integritas pertandingan dan perwasitan mulai goyah. Ini adalah situasi yang berbahaya bagi Liga Premier, yang harus menjaga reputasinya sebagai liga yang adil dan kompetitif.

Reaksi dari Tim dan Pemain Liverpool

Reaksi terhadap keputusan Coote tidak hanya datang dari manajer tetapi juga dari para pemain Liverpool. Dalam berbagai wawancara setelah pertandingan, pemain seperti Andy Robertson dan Virgil van Dijk menunjukkan kekecewaan mereka terhadap keputusan wasit. Robertson, khususnya, terkenal dengan komen-komen nyelenehnya terhadap Coote setelah insiden tersebut. Ketika ia menyatakan bahwa tidak ada gunanya memiliki VAR jika keputusan-keputusan demikian terus berulang.

Pernyataan-pernyataan ini mencerminkan rasa frustrasi yang mendalam di dalam klub dan menggambarkan bagaimana ketidakpuasan terhadap perwasitan dapat memicu konflik terbuka antara tim dan pejabat wasit. Jika para pemain merasa bahwa mereka tidak diperlakukan adil dalam hal keputusan wasit. Hal ini berpotensi mempengaruhi performa di lapangan dan dinamika tim secara keseluruhan.

Kesimpulan

Dengan semakin banyaknya kritik terhadap Coote, banyak pundit sepak bola mulai memberikan analisis menyeluruh tentang kinerjanya. Beberapa mantan pemain dan komentator menyatakan bahwa keputusan yang diambil Coote sangat tidak konsisten dan sering kali tampak tidak berpihak. Pundit seperti Dermot Gallagher bahkan mengatakan bahwa keputusan VAR dalam laga-laga tersebut sangat merugikan Liverpool dan menggarisbawahi pentingnya kebijakan yang lebih kuat dalam pengambilan keputusan.

Analisis ini bukan hanya mengenai kinerja individu Coote, tetapi juga mencerminkan sistem perwasitan secara keseluruhan di Liga Premier. Ketika wasit di level tertinggi tidak dapat diandalkan, kesulitan dalam menjaga keadilan di dalam permainan menjadi masalah yang lebih besar bagi liga. Sebagai hasilnya, PGMOL perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap praktik perwasitan dan mempertimbangkan reformasi yang dapat meningkatkan akurasi dan keadilan dalam pengambilan keputusan.

Buat kalian yang ingin tetap mendapatkan informasi terupdate mengenai seputaran tentang SEPAK BOLA, kalian bisa kunjungi link ini psgint.com.